Siapa yang tak kenal Bob Dylan, terlahir sebagai Robert Allen Zimmerman di Minnesota, Amerikat Serikat 74 tahun yang lalu. Bob Dylan yang sampai sekarang telah mengeluarkan lebih dari 30 studio album adalah seorang ikon perjuangan Amerika di era 60an.
Sejak usia dini, Dylan telah mendengarkan lagu-lagu rakyat (folk) dari Woodie Guthrie, Robert Johnson, Hank Williams dan Little Richard. Hal tersebut membuatnya berpikir dan kemudian mencoba menulis materi sendiri setelah mencoba memainkan beberapa lagu cover dengan bandnya sendiri di sekolah. Kemudian dia merubah namanya menjadi Bob Dylan, Dylan yang diambil dari penyair Dylan Thomas, dan Bob dari nama sapaannya.
Di usia ke 21, Dylan mengeluarkan album pertama yang sangat kental dengan nuansa folk. Ia juga telah menulis beberapa lagu yang menjadikannya ikon folk di Amerika. The Times they Are A Changing, Blowing in the Wind, Like A Rolling Stone adalah tiga dari beberapa lagu ciptaannya yang menjadi lagu wajib bagi masyarakat Amerika 60an yang sarat akan protes perang Vietnam dan gerakan hak-hak sipil.
Beberapa kejadian dalam hidupnya juga telah mengubah pandangannya dalam bermusik, mulai dari perpindahan gaya musik sampai dengan kecelakan sepeda motor yang dialaminya. Walau pun pamor Dylan sebagai ikon telah redup dan bertahun-tahun telah berlalu, ia tetap menunjukkan kreatifitasnya sebagai seorang penyair dan musisi dengan menghasilkan karya-karya yang tidak kalah dengan musisi-musisi muda di zaman modern ini.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, terutama bagi penikmat musik dengan kemunculan YouTube di tahun 2005, para fans Dylan kembali membuka lemari penyimpanan mereka yang berisi harta karun lagu-lagu lawas Dylan yang tidak lekang oleh waktu. Mereka kemudian mulai mengunggah lagu-lagu maupun video penyanyi kesayangan mereka.
Namun sayang disayangkan, pada 2009, Sony Music Entertainment, label rekaman tempat Dylan berlabuh harus menarik kembali beberapa video-video unggahan fans Dylan yang telah mencapai 110.00 video menjadi 65.000 video. Video-video tersebut termasuk unggahan album, lagu dan juga video official Dylan.
Sebuah artikel blog yang membahas mengenai masalah ini menulis It’s not that Bob Dylan doesn’t like his fans or their videos. His label Sony thinks it’s losing advertising money when we watch videos that they don’t control. Artikel yang ditulis oleh Stephen Pate itu membahas mengenai Sony yang telah menarik video-video mengenai Dylan, baik lagu maupun dokumentasi.
Hal ini dilakukan agar Sony tidak kehilangan royalti dalam pendistribusian karya-karya Dylan. Mereka juga membuat channel Bob Dylan khusus yang bekerja sama dengan vevo dan hanya mengunggah video-video konser, dan juga video clip Dylan terbaru di https://www.youtube.com/user/BobDylanVEVO/videos, yang notabene tidak memperlihatkan rekaman asli Dylan yang banyak dicari orang di YouTube secara gratis, yaitu rekaman di masa keemasannya.
Hal ini sangat disayangkan karena sekarang, internet telah menggantikan buku dan juga media lain seperti kaset, cd dan bahkan mp3 yang tidak akan pernah ditemukan oleh anak-anak yang tumbuh di dekade 80an dan awal 90an. Generasi muda sekarang seharusnya tidak dihadapkan pada situasi dimana mereka tidak dapat mendengarkan karya-karya terbaik Dylan, karya-karya yang menginspirasi banyak musisi untuk beberapa generasi kedepan.
Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Bob_Dylan#Origins_and_musical_beginnings